
Jakarta -
Hasil awal penghitungan suara pemilihan presiden Amerika Serikat, yang memperhadapkan Donald Trump dan Joe Biden, menunjukkan persaingan sengit di Negara Bagian Florida.
Walau 80% kertas suara telah dihitung di Florida, perolehan suara antara Trump dan Biden tampak ketat. Pertarungan juga ketat di negara bagian kunci pertarungan lainnya, seperti Georgia, Pennsylvania, Ohio, dan North Carolina.
Seorang penasihat Donald Trump mengaku dirinya risau dengan peluang Trump.
"Jika Florida jatuh ke Biden, maka pertandingan selesai. Namun, jika Florida dimenangi Trump, maka pertarungan masih berlanjut," kata sang penasihat kepada CBS, mitra BBC di AS.
Sejauh ini beberapa negara bagian yang menjadi kantung kekuasaan Demokrat dan Republik telah merampungkan pemungutan suara dan belum ada kejutan berarti.
Kebanyakan negara bagian condong pada salah satu partai, sehingga fokus setiap capres biasanya tertuju pada 12 atau lebih negara bagian yang peluang kemenangannya 50-50. Negara-negara bagian ini dijuluki 'battleground states' atau negara bagian kunci pertarungan.
Bagaimana hasil sejauh ini?
Setelah tempat pemungutan suara ditutup di pesisir timur AS, hasil pemungutan suara di Negara Bagian Pennsylvania, Georgia, North Carolina, dan Ohio sulit diduga.
Baik Florida maupun Pennsylvania dianggap sebagai negara bagian yang harus dimenangi oleh Trump jika dia ingin terpilih lagi sebagai presiden.
Donald Trump diproyeksikan menang di Indiana, Oklahoma, Kentucky, Tennessee, Arkansas, West Virginia, dan South Dakota.
Adapun Joe Biden diproyeksikan menang di Vermont, Delaware, Maryland, Massachusetts, New Jersey, Distrik Columbia, dan Connecticut.
Getty Images
Kedua calon presiden menghabiskan waktu-waktu terakhir kampanye di negara-negara bagian kunci.
Donald Trump, 74 tahun, berusaha agar tidak menjadi presiden petahana pertama yang gagal memenangkan periode kedua sejak George HW Bush pada 1992.
Setelah maraton berkampanye selama beberapa hari menjelang pemilihan presiden, Trump kembali ke Gedung Putih; sementara Biden ke Scranton, Pennsylvania, rumah masa kecilnya dan juga basis Partai Demokrat di Philadelphia.
Saat ditanya mengenai rencananya, Trump mengaku belum punya persiapan.
"Tidak, saya belum memikirkan pidato kekalahan atau pidato penerimaan. Mudah-mudahan kita hanya akan melakukan salah satu dari dua itu dan, Anda tahu, menang itu mudah, kalah tidak pernah mudah. Bukan untuk saya, bukan untuk saya," ujar Trump.
Di sisi lain, Joe Biden, capres dari Partai Demokrat, mengaku dirinya "penuh harapan".
Akan tetapi, Biden tidak mau menjabarkan rencananya jika hasil tidak diumumkan pada 3 November.
"Ada begitu banyak hak yang berlangsung saat iniKita lihat nanti," kata Biden.
"Jika ada sesuatu untuk dibicarakan mengenai malam ini, saya akan berbicara. Jika tidak, saya akan menunggu sampai kertas suara dihitung keesokan hari," lanjutnya.
Apakah pemilihan umum ini hanya memilih presiden?
Semua perhatian memang tertuju pada persaingan Trump dan Biden, namun para pemilih juga menentukan anggota baru Kongres saat mengisi kertas suara.
Kubu Demokrat telah menguasai majelis rendah parlemen atau DPR, sehingga mereka bertekad mempertahankan hal tersebut sekaligus mengincar kendali Senat.
Jika Demokrat punya kursi mayoritas di DPR dan Senat, partai berlambang keledai itu akan mampu memblokir atau menunda rencana Trump jika dia kembali terpilih sebagai presiden.
Sebanyak 435 kursi di DPR AS diperebutkan pada pemilihan tahun ini, sedangkan di Senat terdapat 33 kursi yang dipertarungkan.
(ita/ita)
Sumber :
LEAVE A REPLY