REHABILTASI KONDISI PENINGGALAN SYEKH ABDUL WAHAB ROKAN DI RANTAU BINUANG SAKTI, KABUPATEN ROKAN HULU, PROVINSI RIAU
Sejarah
Dalam sejarah tentang Syekh Abdul Wahab Rokan tercatat bahwa tempat kelahiran beliau disebutkan di Desa Rantau Binuang Sakti, Kecamatan Kepenuhann yang saat ini terletak antara perbatasan Kabupaten Rokan Hulu dengan Kabuputen Rokan Hilir, tepatnya di pinggir Sungai Rokan. Saat ini daerah tersebut termasuk dalam kawasan Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Kepenuhan, dua kilometer ke arah utara atau ke hilir Sungai Rokan berbatasan dengan Desa Air Hitam, Kecamatan Pujud, Kabupaten Rokan Hilir.
Dalam sejarah tercatat Rantau Binuang pada awalnya diambil dari kata Rantau dan Binuang. la merupakan suatu daerah yang dikunjungi oleh orang-orang dari hilir Sungai Rokan ke hulu Sebuah rantau dimana tempat tersebut tumbuh sebuah pohon besar bernama Binuang. Hingga zaman penjajahan Belanda tersebutlah nama daerah ini Rantau Binuang. Orang mengatakan kayu tersebut keramat atau sakti. Oleh Tuan Syekh Tajuddin Syekh Muhammad Daud Bin Syekh Abdul Wahah Rokan, maka dirangkaikannya kata Rantau Binuang dengan kata Sakti menjadi Rantau Binuang Sakti. Hal ini terjadi sejak diadakan Suluk Akbar Silturahmi keluarga besar Tarekat Naqsabandiah (jamaahnya dari Sumatera Utara, Riau dan Malaysia) pada tanggal 25 Desember 1984. Namun hanya bertahan 4 tahun kemudian. Surau dibangun berukuran 10 x 15 meter di lokasi tersebut ditinggalkan dengan kondisi yang terbengkalai.
Dalam sejarah, Rantau Binuang adalah tanah bolobieh d Kerajaan Kepenuhan dan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Oleh karenanya sering disebut Rantau Binuang Tanah Bolobieh dan memiliki raja yang tersendiri.
Akses jalan menuju Desa Rantau Binuang Sakti telah tersedia dari ibu kota Kabupaten Rokan Hulu, Pasir Pengarayan. Jaraknya dari ibu kota kabupaten yakni sejauh 75 kilometer. Sedangkan jika dari Duri lewat jalan baru lintas utara berjarak sekitar 90 kilometer.
Desa Bunga Tanjung saat ini dihuni oleh 150 kepala keluarga. Sekitar 1 kilometer dari desa ini dapat dijumpai tanah kelahiran syekh Abdul Wahab Rokan dengan kondisi yang tidak ada penghuninya. Di tempat ini terdapat peninggalan-peninggalan yang menjadi saksi sejarah dimana Syekh Abdul Wahah Rokan lahir dan dibesarkan di daerah kerajaan kecil Rantau Binuang rakti.
Adapun beberapa peningalan sejarahnya yang dapat dijumpai hingga saat ini adalah sebagai berikut.
- Makam Guru Tuan Abdul Halim (guru mengaji Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan)
- Makam Datuk Rantau Binuang Sakti (guru asal Aceh yang datang ke daerah ini dalam mengembangkan ajaran Islam)
- Tapak Mesjid tempat Tuan Syekh Abdul Wahab masa kecil belajar mengaji.
- Kayu Kundur tempat beliau menghafal ayat suci dan pelajaran sambil menunggu jemuran pakaian guru mengajinya,
- Peninggalan lain yang bersejarah seperti pilar Belanda, benteng Kerajaan Rantau Binuang Sakti, Makam Raja, kolom pemandian raja, dan sebagainya.
Rencananya, jika terhimpun dana Insya Allah akan dibangun Surau Suluk dengan ukuran lebih kurang 20 X 50 meter berlantai satu. Untuk lebih jelasnya berikut ini sketsa dan penjelasan singkat mengenai tempat kelahiran Syekh Abdul Wahab Rokan yang nantinya dapat dijadikan Destinasi Wisata Religi Kabuputen Rokan Hulu.
Sumber : Buku yang berjudul Sejarah dan Adat Istiadat Masyarakat Kepenuhan